Bahkan tak sedikit dari mereka menjadi petugas upacara, salah satunya Umar Patek. Dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Jumat (18/8), terpidana kasus terorisme Umar Patek kembali menjadi petugas pengibar bendera pada upacara digelar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo.
Umar yang diakui sebagai salah satu peracik bom terbaik sedunia itu merasa bangga dipercaya kembali oleh pihak Lapas untuk keempat kalinya menjadi petugas pengibar bendera dalam upacara. Pertama kali saat Hari Kebangkitan Nasional pada tahun 2015, lalu berturut-turut pada HUT RI tahun 2015, 2016, dan 2017.
Upacara dengan inspektur Kepala Lapas Kelas 1 Surabaya Riyanto tersebut juga diikuti tiga narapidana kasus teror di Ambon, yakni Ismail Yamsehu, Asep Jaya, dan Samsudin alias Fathur, serta beberapa staf dari Direktoran Pencegahan dan Direktorat Deradikalisasi BNPT.
Sementara itu, sebanyak 30 mantan kombatan dan narapidana terorisme ikut menjadi bagian dari sekitar 200 orang peserta upacara di halaman Masjid Baitul Muttaqien, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Upacara itu dipimpin inspektur upacara Kapolres Lamongan AKBP Juda Nusa Putra.
Petugas upacara bendera kebanyakan terdiri atas pelaku maupun keluarga pelaku Bom Bali 1. Pengibar bendera terdiri atas Zulia Mahendra yang merupakan anak mantan teroris Amrozi, Saiful Arif mantan teroris kasus Poso, dan Khoerul Mustain, anak sulung terpidana bom Bali 1 Nor Minda.
Bertindak sebagai perwira upacara Yusuf Anis yang merupakan lulusan Akademi Militer Mujahidin Afghanistan dan komandan upacara Yoyok Edi Sucahyo yang pernah terlibat sebagai anggota Moro Islamic Liberation Front (MILF).
Ali Fauzi Manzi, mantan teroris yang kini sudah menjadi pengurus masjid dan ketua Yayasan Lingkar Perdamaian turut berpartisipasi dengan membacakan naskah proklamasi.
Ustaz Chozin, kakak Ali Fauzi dan Amrozi, sebagai pembaca doa menyelipkan pesan-pesan perdamaian dan persatuan NKRI dalam doanya.
Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Kolonel Sus Fanfan Infansyah hadir sebagai wakil BNPT dalam upacara itu.
Upacara Hari Kemerdekaan RI juga digelar di Pondok Pesantren Hafidz dan Life Skill Al Hidayah di Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, yang diasuh oleh mantan narapidana terorisme Ustaz Khairul Ghazali dengan inspektur upacara Kasat Binmas Polrestabes Medan AKBP DR Ramlan.
Beberapa santri yang merupakan anak-anak mantan napi teroris sangat antusias dan dengan penuh hikmat dalam menjalankan tugasnya sebagai pengibar bendera Merah Putih, pembaca teks Proklamasi, dan pembaca Pembukaan UUD 1945.
Khairul Ghazali mengakui bahwa upacara peringatan hari kemerdekaan yang pertama kali digelar pihaknya. Dia pun mengaku terharu menyaksikan anak-anak menjadi petugas upacara.
"Semoga dengan menjadi petugas upacara mereka dapat menghayati makna kemerdekaan yang diraih melalui pengorbanan para pahlawan, dapat menjadi generasi yang berguna untuk bangsa ke depannya," ujar mantan terpidana kasus terorisme yang terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga Medan dan penyerangan terhadap Polsek Hamparan Perak itu. </span> (gil)
Baca Kelanjutan Cerita Eks Teroris Kibarkan Merah Putih saat HUT ke-72 RI : http://ift.tt/2uVWECiBagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Eks Teroris Kibarkan Merah Putih saat HUT ke-72 RI"
Post a Comment