Search

Jalan Layang Khusus Busway, Agar Cinta Angkutan Umum

"Ciledug-Tendean hanya 30 menit. Ini kan satu hal yang luar biasa. Di masa lalu, saya rasa hanya impian."

Demikian bangganya Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono setelah jalan layang khusus bus (elevated busway) terbangun dan diresmikan. Jalur Transjakarta Koridor 13 itu menghubungkan kawasan Ciledug di Tangerang hingga Jalan Kapten Piere Tendean di Jakarta Selatan. Total, panjang jalan layang khusus itu adalah 9,4 km.

Sejak dioperasikan pada akhir pekan lalu, sambutan masyarakat pun sangat positif. Dalam satu hari, rata-rata sebanyak 3.000 perjalanan penumpang dari dan menuju Ciledug menuju Jakarta berhasil terfasilitasi.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko pada awal pekan ini mengatakan elevated busway ini adalah ambisi Pemprov DKI Jakarta mengurangi kemacetan di wilayahnya. Lewat jalan layang khusus ini, masyarakat di daerah penyangga Jakarta itu ‘terpaksa’ beralih ke moda transportasi publik karena kecepatan masa tempuh dan kenyamanannya terhindari macet.

"Jadi, rencana pembangunan elevated busway (jalan layang khusus bus Transjakarta) Ciledug-Tendean ini bukan cuma upaya perluasan layanan Transjakarta, tapi yang lebih penting adalah mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang masuk ke wilayah DKI Jakarta," kata Sigit kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/8).

Lebih lanjut, Sigit pun menjelaskan bahwa pihaknya sudah memiliki sejumlah perencanaan untuk membangun lebih banyak jalan layang khusus bus Transjakarta guna memfasilitasi perjalanan warga penyangga (Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok), yang notabene bekerja di Jakarta.

Namun, apakah akan efektif pembangunan jalan layang yang memakan uang negara sebesar Rp2,3 triliun ini, guna mewujudkan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meredam pergerakan kendaraan pribadi menuju ibu kota Indonesia?

Pakar transportasi dari Universitas Indonesia Ellen Tangkudung menilai pembangunan elevated busway sebagai jalur utama Transjakarta akan jauh lebih efektif. Terutama dari segi waktu. Ia berpendapat pada jalur khusus Transjakarta yang ada saat ini, yang mengambil sebagian jalan utama pada praktiknya masih ditemui banyak persoalan.

Masih lumrah ditemui bahwa para pengguna kendaraan pribadi masih nekat menerobos jalur Transjakarta yag seharusnya steril. Ancaman tilang yang cukup berat bagi pelanggar jalur khusus itu pun tak menyurutkan ‘keberanian’ warga menerobos jalan bagi Transjakarta itu.

Akibatnya, di beberapa titik itu berdampak pada penentuan headway atau waktu kedatangan bus di masing-masing halte.

“Nah, karena Koridor 13 ini posisinya melayang, maka waktu perjalanannya akan lebih terjamin. Sehingga, orang-orang bisa merasakan kelebihan menggunakan angkutan umum, karena ternyata memang bisa lebih cepat," kata Ellen, kepada CNNIndonesia.com, pada Sabtu (19/8).

Jalan Layang Khusus Busway, Langkah Keras Cinta Angkutan UmumJalan layang khusus Transjakarta yang menghubungkan Ciledug-Tendean memiliki panjang sekitar 9,4 kilometer. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Ellen pun berharap di masa mendatang, Pemprov DKI tak melakukan kesalahan besar dengan membiarkan kendaraan pribadi melintas di jalan layang khusus tersebut, termasuk atas alasan memecah kemacetan. Dengan demikian, tujuan perbanyakan koridor serta pembangunan jalan layang khusus ini bisa mendorong publik beralih ke kendaraan umum.

Kendati demikian, menurut Ellen, masih ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan guna menyempurnakan pelayanan terhadap para penumpang. Salah satunya soal kesiapan fisik bangunan halte yang sebagian besar memang sangat tinggi.

"Kalau sudah dilengkapi dengan escalator atau lift, harapannya orang-orang pun tidak enggan memanfaatkan fasilitas ini hanya dengan alasan posisi haltenya terlalu tinggi," katanya.

Di sisi lain, pembangunan jalan layang khusus ini menurut Ellen juga bakal mendorong pengaruh perubahan pada sektor lain kehidupan masyarakat, terutama ekonomi. Dia pun menyoroti rencana Pemkot Tangerang yang tersengsem ingin pembangunan jalan layang tersebut dapat dilanjutkan hingga kawasan Central Business District Ciledug. Alasannya, agar bus tidak perlu terlibat kemacetan sebelum berputar di halter terakhir dekat perumahan Puri Beta, Ciledug.

Bahkan, disebutkan pula Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Tangerang sedang melakukan kajian wacana perpanjangan jalan layang itu hingga Terminal Poris Plawad.  

"Penambahan moda transportasi memang selalu mampu mengubah perekonomian di suatu daerah. Jadi, menurut saya, tinggal kita tunggu saja [faktor pengaruh yang dilirik untuk mengembangkan sektor ekonomi],” ujar Ellen.

Integrasi Trayek Transportasi Publik dan Transjakarta

Salah satu pengaruh ekonomi yang bakal terlihat di permukaan adalah pengaruh jumlah penumpang pada trayek transportasi umum yang sebelumnya sudah ada. Salah satunya pada trayek Metro Mini s.69 yang menghubungkan Ciledug dan kawasan Blok M di Jakarta.

Jalan layang khusus ini, kata Ellen, seharusya jadi pemicu para pemilik usaha Metromini mau mengintegrasikan layanan dengan Transjakarta.

"Kebijakan transportasi di Jakarta ini kan memang mau dibuat lebih baik, artinya semua moda transportasi umum bisa saling terintegrasi. Maka, rute maupun trayek yang ada perlu di tata kembali. Kendaraan-kendaraan umum yang sudah beroperasi sebelumnya memang harus bisa menyesuaikan. Baik dari standar pelayanan dan sebagainya. Karena lama kelamaan, yang banyak ngetem pasti ditinggal," kata Ellen.

Sejauh ini, Transjakarta telah menjalin kerja sama dengan angkutan umum Koperasi Wahana Kalpika (KWK).  Penjualan kartu layanan Integrasi KWK-Transjakarta sejak diberlakukan dari April hingga per Juni silam sudah mencapai angka 20.837.
Jalan Layang Khusus Busway, Langkah Keras Cinta Angkutan UmumAngkutan publik seperti Metromini dan angkutan kota KWK diharapkan melakukan integrasi layanan dengan Transjakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Sementara untuk angkutan metromini, Pemprov DKI pun telah mulai melakukan kerjasama integrasi. Kerjasama termasuk dalam pengadaan bus sedang baru untuk menggantikan unit-unit Metromini yang dinilai sudah tidak layak beroperasi. 

Hasil kerja sama keduanya membuahkan hasil berupa unit bus-bus sedang yang dinamai Minitrans.  

"Ini sudah mau launching. Karena, kalau kita bicara ketentuan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2014 tentang Transportasi, mereka (pemilik Metromini) kan memang sudah tidak bisa lagi memperpanjang izin trayek atau kartu pengawasannya. Karena usia Metromini sendiri sudah lebih dari 10 tahun," kata Sigit.

Revitalisasi moda transportasi ini, kata Sigit, akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal, akan ada 300 unit Metromini yang direvitalisasi menjadi Minitrans dari keseluruhan 700 unit Metromini yang ada di Jakarta. Rencana akan mulai beroperasi akhir bulan ini.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Jalan Layang Khusus Busway, Agar Cinta Angkutan Umum : http://ift.tt/2vTQ40K

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jalan Layang Khusus Busway, Agar Cinta Angkutan Umum"

Post a Comment

Powered by Blogger.