Search

Jokowi Akui Sulit Tangani Bencana Gunung Berapi

Presiden Joko Widodo mengatakan penanganan terhadap letusan gunung api bukanlah perkara mudah karena tidak ada kepastian kapan gunung akan meletus.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat mengunjungi para pengungsi bencana Gunung Agung di Posko Pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Selasa (26/9).

"Kami juga belum dapat memprediksi dengan akurat kapan persisnya dan seberapa besar intensitasnya," ujarnya.

Jokowi menuturkan pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Bali, dan pemerintah kabupaten telah melakukan berbagai cara untuk itu meminimalisir kerugian yang akan menimpa masyarakat.
Jokowi Akui Sulit Tangani Bencana Gunung BerapiJokowi saat mengunjungi pengungsi erupsi Gunung Agung di Bali. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Jokowi menyampaikan yang menjadi perhatian utama dalam penanganan bencana Gunung Agung adalah keselamatan warga.

Untuk itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung untuk mematuhi segala instruksi yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gubernur, Bupati, hingga petugas di lapangan.

"Agar semuanya sekuat tenaga bisa meminimalisir seluruh dampak yang ada dari Gunung Agung ini," kata Jokowi.

Ia pun meminta kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama memanjatkan doa agar dapat melewati situasi ini.

Gunung Agung saat ini berstatus awas dan sudah memasuki fase kritis. Gempa dan penggembungan di badan gunung sudah terjadi yang diindikasikan erupsi makin dkekat.

Pengungsi Terus Bertambah

Saat ini BNPB mencatat sudah ada 75.673 mengungsi di lebih dari 377 posko di 9 kabupaten/kota di Bali. Diperkirakan data jumlah pengungsi masih bertambah karena pendataan masih terus dilakukan. Paling banyak pengungsi ada di Kabupaten Karangasem di mana terdapat 37.812 jiwa di 93 titik.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah pengungsi ini lebih besar dari pada penduduk yang tinggal di dalam radius berbahaya yang direkomendasikan untuk dikosongkan. Sesuai pernyataan Wakil Bupati Karangasem, jumlah penduduk yang harus dievakuasi adalah 62.000 jiwa

Sutopo menilai hal yang wajar jumlah pengungsi saat bencana ini. Saat letusan Gunung Merapi tahun 2010, pengungsi mencapai lebih dari 500.000 jiwa saat radius berbahaya dinaikkan radius berbahaya dari 15 kilometer menjadi 20 kilometer. Padahal di peta, jumlah penduduk di dalam radius 20 kilometer hanya sekitar 200.000 jiwa.

Begitu juga saat letusan Gunung Sinabung, jumlah penduduk yang ada di dalam radius berbahaya dan harus mengungsi hanya sekitar 7.000 jiwa saat dinaikkan status Awas pada 24 Desember 2014. Namun yang mengungsi mencapai 11.618 jiwa pada 26 November 2014, bahkan mencapai 30.117 jiwa pada 23 Januari 2015.

“Ada faktor psikologis dan sosial yang melatarbelakangi masyarakat ikut mengungsi. Saat seseorang mendengar ada ancaman atau bahaya dan melihat langsung masyarakat pada mengungsi, maka secara naluriah orang tersebut akan ikut mengungsi,”kata Sutopo dalam keterangan resminya. </span> (sur)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Jokowi Akui Sulit Tangani Bencana Gunung Berapi : http://ift.tt/2y5cLCS

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jokowi Akui Sulit Tangani Bencana Gunung Berapi"

Post a Comment

Powered by Blogger.