"Wah kalau di Indonesia kejam banget," kata Jokowi saat memberikan pidato di Universitas Padjajaran, Bandung, Senin (11/9).
Semua informasi dapat diperoleh dari media sosial, termasuk informasi-informasi bohong dan fitnah. Kekejaman lainnya adalah pengguna media sosial kerap tak mengecek kembali kebenaran informasi itu.
"Akibatnya apa? Di media sosial, masyarakat lebih emosional. Ada apa sedikit, langsung ditanggapi," kata mantan Wali Kota Solo ini.
Tetapi, fenomena serupa juga dirasakan negara-negara lain. Itu karena sejumlah oknum tidak bertanggung jawab menggunakan media sosial untuk menyerang orang lain dan kampanye hitam.
Jokowi mengatakan, perilaku pengguna media sosial bisa memengaruhi lanskap politik dan ekonomi negara mulai dari negara berkembang hingga negara besar seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Seperti jelang referendum Brexit, Jokowi menghubungi Perdana Menteri Cameron dan diberi tahu Inggris akan menang besar. Tetapi kenyataannya berbeda.
"Setelah referendum berubah total jadi kalah. Saya cari tahu, ternyata medsos memengaruhi," tuturnya.
"Trump gunakan kampanye medsos luar biasa. Akhirnya juga berubah," kata Jokowi.
Ia pun mengimbau masyarakat terutama generasi muda seperti mahasiswa turut mengambil peran mengantisipasi penyebaran penyalahgunaan media sosial.
"Negara-negara bisa kendalikan media, tapi tak bisa medsos. Media mainstream bisa dikendalikan, tapi medsos tak bisa," Jokowi menegaskan. </span> (wis)
Baca Kelanjutan Jokowi: Media Sosial Indonesia Sangat Kejam : http://ift.tt/2vOQe8FBagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi: Media Sosial Indonesia Sangat Kejam"
Post a Comment