Saat itu, Tito mengatakan bahwa krisis kemanusiaan Rohingya di Myanmar banyak dimanfaatkan kelompok tertentu untuk menyerang Presiden Jokowi. Kata Tito, ada kelompok tertentu di Indonesia memanfaatkan isu Rohingya untuk membangun sentimen antipati umat Islam terhadap pemerintahan Jokowi.
Namun, Tito menegaskan, pernyataan itu bukanlah pendapat pribadinya, tapi merupakan hasil analisis dari piranti lunak terhadap media sosial Twitter. Berdasarkan analisa itu, pembicaraan terkait Rohingya kerap dikaitkan dengan pemerintahan Indonesia ketimbang pemerintah Myanmar sendiri.
"Saya berbicara tentang penelitian soal Rohingya, penelitian itu berbicara bahwa sebagian masyarakat ada yang peduli tentang kemanusiaan di Rohingya dan ada yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik internal di dalam negeri," kata Tito "Tapi, yang ditulis (media) dibilangnya 'Tito sudah terlalu banyak ikut politik', 'Tito lempar bola panas,' tidak seperti itu," papar Tito di sela-sela Diklat Partai Golkar, Sabtu (9/9).
Sebagai umat Islam, Tito mengaku prihatin dengan kondisi yang menimpa Rohingya. Saat ini, Polri tentu mendukung upaya-upaya pemerintah dalam membantu mengurai isu yang terjadi di Myanmar tersebut.
"Terkadang saya bicara apa, ditulisnya (di media) lain lagi. Saya itu ngomongnya soal penelitian terkait Rohingya," paprnya.
Terlepas dari itu, ia menyebut bahwa Polri akan mengadakan pertemuan dengan Kepolisian Myanmar untuk mendiskusikan penangangan kelompok-kelompok ekstrem. Hal ini ditujukan untuk mencegah korban sipil berjatuhan kembali jika ada kejadian serupa di masa depan.
"Saya nanti tentu minta waktu bilateral meeting dengan Kepala Polisi Myanmar untuk mendiskusikan soal maslaah ini termasuk sharing pengalaman kami dalam menangani kelompok-kelompok yang dianggap mungkin bersenjata," katanya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kapolri Luruskan Pernyataan soal Rohingya"
Post a Comment