"Sudut pandang terburuknya apa? Sejak kita takeover, kita terus melakukan pembenahan di Bantargebang," kata Isnawa, Jumat (22/9).
Isnawa mengklaim, setelah keputusan swakelola pada Juli 2016, pihaknya telah merapihkan titik buang, penghijauan, dan perbaikan jalan di sekitar Bantargebang. Termasuk, saluran air yang tertutup oleh sampah.
Ia mengakui bahwa hingga kini proses lelang pengadaan geomembran dan tanah merah masih dalam proses.
"Belum ada geomembran dan tanah. Makanya, kemarin yang heboh DPRD Komisi II karena itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, tahun 2016 lalu, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) DKI Jakarta menyatakan adanya lelang gagal pada pengadaan tanah yang dilakukan melalui e-catalogue LKPP.
"Akhirnya, diminta di BPBJ (Badan Pengadaan Barang dan Jasa) untuk lelang umum, lalu kita proses. Proses ini makan waktu," kata Asep.
Ia mengatakan, proses lelang umum geomembran ditargetkan rampung pada akhir September 2017. Sedangkan lelang umum pengadaan tanah diharapkan Oktober 2017 mendatang baru ditentukan pemenang.
"Kalau geomembran, karena terpal, tertutup lebih rapat. Kalau tanah, masih ada pori-pori. Untuk menarik gas di landfill, geomembran yang bagus," katanya.
Sebelumnya, Anggota Komisi II DPRD Kota Bekasi Ariyanto Hendrata menduga Pemprov DKI Jakarta selaku operator pengolahan sampah tidak serius menangani sampah warganya sejak keputusan swakelola.
Salah satunya belum diterapkan sistem sanitary landfill (gundukan tanah) setiap menumpuk sampah seperti saat masih dikelola swasta. </span> (arh/osc)
Baca Kelanjutan Pemprov DKI Sangkal Telantarkan Bantargebang : http://ift.tt/2wI1AzGBagikan Berita Ini
0 Response to "Pemprov DKI Sangkal Telantarkan Bantargebang"
Post a Comment