Rina (48) misalnya, setiap bulannya dia harus memeras otak untuk mengatur pendapatannya yang tidak seberapa hingga dipecah untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya, kebutuhan makan sehari-hari, biaya air dan listrik, serta pembayaran sewa yang harus dia tanggung setiap bulan.
"Berat sekali, makanya kita menunggak," kata Rina saat ditemui CNNIndonesia.com di kawasan Rumah Susun Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (5/9).
Sejak direlokasi dari Kampung Pulo pasca penggusuran 2015 lalu, Rina mengaku sempat menunggak hingga 8 bulan. Dia juga sempat diberi peringatan beberapa kali oleh pihak pengelola rusun tersebut."Ya gitu, pakai stiker merah. Ditempel di pintu. Dibilang si A ini nunggak berapa bulan," tutur Rina yang tinggal di unit 1305 Tower B.
Dia akui, penempelan stiker pemberitahuan penunggakan itu cukup memberatkan dirinya. Terlebih pihak pengelola juga menjabarkan jumlah dan berapa lama tunggakan yang telah dilakukan si penyewa.
"Ya berat lah, malu kita. Lagian dulu yang maksa-maksa kita tinggal di sini siapa? Sekarang kita nunggak, dipermalukan lah istilahnya," kata dia.Sementara itu, kepala pengelola rumah susun Jatinegara Barat, Vita Nurviatin membenarkan terkait tunggakan yang sering dilakukan penghuni rumah susun yang dikelolanya. Tunggakan kata Vita, secara keseluruhan bahkan telah mencapai angka Rp 1 miliar lebih.
"Ya, banyak yang menunggak, per Agustus saja total ada 482 unit yang menunggak," kata dia melalui sambungan telepon.
Namun, Vita menyebut pihaknya tidak serta merta langsung mengusir warga yang telah menunggak lebih dari tiga bulan. Dia menyebut ada beberapa prosedur yang dilakukan pihaknya untuk memberikan keringanan kepada warga.
Salah satunya, kata Vita dengan cara persuasif dan memberikan kelonggaran kepada warga untuk mencicil tunggakan sewa mereka. Cicilan itu kata dia diberi tenggat waktu hingga Desember nanti."Kita kasih waktu buat cicil sampai Desember, nanti selepas Desember kalau masih belum lunas, kita tunggu saja kebijakan selanjutnya," kata Vita.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menyindir para penghuni rumah susun sewa (rusunawa) yang menunggak biaya dengan alasan tidak bisa menyisakan uang karena harus menanggung biaya transportasi sehari-hari.
Kata Djarot, hidup di ibu kota memang keras dan penuh perjuangan, sehingga banyak biaya yang harus diperhitungkan.
"Kalau mereka sampaikan bahwa jauh tempat bekerja, kita juga banyak yang jauh tempat bekerjanya. Sekali lagi hidup di Jakarta memang butuh perjuangan ya," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (5/9). </span> (osc/osc)
Baca Kelanjutan Warga Rusun Akui Tunggak Sewa Karena Kesulitan Ekonomi : http://ift.tt/2eHByF5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warga Rusun Akui Tunggak Sewa Karena Kesulitan Ekonomi"
Post a Comment