Masjid As-Salaam berlokasi di Komplek Metland Sektor Gandaria, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdekatan dengan lapangan sepak bola bertanah merah, Masjid As-Salaam hanya dibatasi pagar sekitar setengah meter.
Bangunan Masjid As-Salaam tidak terlalu besar. Tidak bertingkat dua, namun jika memperhatikan jumlah rumah di sekitarnya, luas Masjid As-Salaam cukup untuk menampung warga Sektor Gandaria.
Halaman parkirnya juga cukup luas dengan dikelilingi tanaman hias, memberi kesan asri meski dilihat dari kejauhan.
“Acara nonton bareng nanti ya di sini, di halaman parkir ini,” tutur marbut atau pengurus Masjid As Salaam, Eris saat ditemui CNNIndonesia.com, kemarin.
Spanduk ajakan nonton bareng dipasang di tiang di depan pintu gerbang Sektor Gandaria yang menghadap jalan raya, sehingga dapat terlihat jelas oleh orang banyak yang melintas.
“Ayo! Nobar Film G30S-PKI” demikian tulisan dalam spanduk nonton bareng yang dipasang panitia.
|
Di kediamannya, Awang menyatakan bahwa rencana tersebut sudah digodok sejak awal September. Rencananya, film garapan sineas Arifin C Noer, akan diputar usais salat Isya di halaman parkir Masjid As-Salaam. Proyektor dan sound system turut dikerahkan.
“Iya betul, rencana dari mungkin tiga minggu yang lalu ya,” ungkap Awang.
Ia menjelaskan, acara tersebut direncanakan secara spontan, hasil usulan dari warga khususnya jemaah Masjid As-Salaam.
Film PKI untuk Anak-Anak
Menurut dia, warga ingin menonton film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI karena anak-anaknya tidak mengetahui hal-hal seputar Partai Komunis Indonesia.
Mereka, para orang tua ingin memberi gambaran tentang riwayat PKI di masa lalu kepada anak-anaknya, secara bersama-sama. Nonton bareng dipilih sebagai opsi paling ideal.
“Karena anak anaknya enggak mengerti PKI. Ditanya PKI pada enggak tahu. Orang tuanya ditanyain juga enggak mengerti. Jadi memang untuk anak-anak yang lahirnya di atas tahun 1999,” tutur Awang.
“Ada yang nanti memotong-motong bagian kekerasan. Ini sedang diproses,” kata Awang.
Tujuan pemotongan durasi film juga untuk mempersingkat acara nonton bareng. Menurut Awang, durasi film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI terlalu lama, yakni lebih dari 3 jam.
“Jadi tinggal beberapa jam. Biar enggak terlalu malam,” tambahnya.
“Kalau dari warga sendiri menolak ya saya enggak akan lanjutkan,” kata Awang.
Acara nonton bareng juga akan digelar oleh Korem 045/Garuda Jaya, Bangka Belitung, serta SMK Muhammadiyah I, Depok, Jawa Barat. Namun, berdasarkan penelusuran singkat CNNIndonesia.com, belum ada masjid selain Masjid As-Salaam yang berencana menayangkan film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
Awang mengatakan acara nonton bareng terbuka untuk umum, tidak hanya warga Sektor Gandaria saja, tetapi juga sektor-sektor lain di komplek Metland.
Ia mengklaim warga di luar Sektor Gandaria menyambut antusias rencana DKM Masjid As-Salaam menggelar nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
“Sampai ada yang nawarin makanan. ‘Ayo saya bawain nasi uduk.' Begitu,” ujar Awang.
Menurutnya, selama ini DKM Masjid As-Salaam kerap mengadakan acara dengan jumlah massa besar tanpa memberitahu pihak-pihak tersebut.
“Koordinator keamanan kami di sini juga kolonel kok,” kata Awang.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warisan Sejarah Kelam dan Film G30S/PKI di Masjid Cileungsi"
Post a Comment