Search

Ujung Tombak Prajurit TNI Vs Anggaran Cilik Senjata Gede

Jakarta, CNN Indonesia -- Usia Tentara Nasional Indonesia tahun ini resmi menginjak 72 tahun. Beragam tantangan datang silih berganti terjadi dalam perkembangannya, mulai berasal dari dalam atau luar.

TNI sebagai ujung tombak menjaga kedaulatan negara memang sejatinya dituntut untuk menjaga soliditas. Hal dianggap penting karena TNI merupakan salah satu unsur utama pendukung negara dalam melaksanakan pembangunan.

Namun, sejak dibentuk tahun 1945, ada satu masalah utama TNI dalam belum bisa diselesaikan, yakni masalah anggaran.

Pengamat militer Universitas Pertahanan, Muradi mengatakan, anggaran TNI saat ini terbilang masih jauh dari ideal yakni 2 persen dari Produk Domestik Bruto negara.

"Anggaran TNI dari dulu memang tidak ideal. Saat ini masih 0,8 atau 0,9 persen dari PDB," ujar Muradi kepada CNNIndonesia, kemarin.

Muradi mengatakan, minimnya anggaran mempengaruhi tugas TNI dalam menjaga kedaulatan dan wibawa negara di mata dunia.

Berdasarkan data yang dihimpun, proyeksi anggaran TNI untuk tahun 2017 hingga 2019 mengalami peningkatan, yakni Rp148,5 trilliun (2017), Rp169,8 triliun (2018), dan Rp193,3 triliun (2019).

Tugas Mulai TNI Vs Anggaran MinimPersonel TNI saat perayaan HUT TNI ke-72 di Cilegon, Banten. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Proyeksi anggaran itu ditujukan untuk merealisasikan sejumlah kebutuhan di TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angakatan Laut. Anggaran itu sedianya dialokasikan ke beberapa sektor, seperti untuk membeli kendaraan tempur, pesawat, senjata, membangun pengkalan, hingga gaji personel.

Khusus tahun 2017, proyeksi itu nampaknya tidak terealisasi karena pemerintah hanya mengalokasikan anggaran bagi Kementerian Pertahanan sebesar Rp108 triliun.

Saat ini anggaran TNI sepenuhnya di bawah kendali Kementerian Pertahanan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menhan Nomor 28 Tahun 2015 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara.

Muradi mengatakan, belum idealnya anggaran disebabkan oleh banyak faktor, khususnya belum memampunya pemerintah mempersepsikan ancaman yang akan dihadapi negara ke depan.

Di beberapa negara, kata Muradi, peningkatan negara disebabkan oleh ancaman. Misalkan, anggaran Vitnam yang kini lebih dari 2 persen PDB-nya karena memproyeksikan China sebagai ancaman.

"Kalau mau bandingkan dengan negara lain kita masih kalah dari Malayasia dan Vietnam. Anggaran, selain pada kesiapan uang negara juga dipengaruhi persepsi ancaman. Sampai kita kita belum dapat memprediksi ancaman dalam bentuk lebih ril," ujarnya.

Meski masih belum ideal, Muradi mengaku optimistis Presiden Joko Widodo secara bertahap akan merealisasikan janjinya memberi anggaran kepada TNI sebesar 1,5 persen dari PDB negara pada tahun 2019.

"2 persen PDB bukan angka yang kecil. Mungkin Jokowi akan bertahap sesuai janjinya periode pertama akan memberi anggaran 1,5 persen PDB kepada TNI," ujarnya.

Tugas Mulia TNI Vs Anggaran Minim Alutsista

Ia juga berharap, TNI melakukan pembenahan di tiga aspek jika porsi anggaran itu terealisasi, yakni untuk pembaruan alutsista, peningkatan kualiatas SDM, kesejahteraan personel. Ketiga hal itu harus berjalan seirama agar peran TNI berjalan optimal.

Di sisi lain, pengamat militer ISESS Khairul Fahmi mengaakan, di usia ke-72 TNI ini, perlu ada reformasi hukum militer yang diterapkan di TNI. Ia menilai, beberapa penanganan pelanggaran yang terjadi atau melibatkan personel TNI saat ini berpotensi menciderai rasa keadilan.

Ia berkata, TNI harus terbuka kepada publik dalam beberapa kasus seperti korupsi agar pengawasan bisa dilakukan. Menurutnya, TNI tidak bisa menjadi pengawas dan penghukum pelanggaran di internal.

“Bisa dibayangkan itu bisa berjalan dengan normal. Saya khawatir hal seperti itu bisa mencederai rasakan keadilan dalam hal kaitannya dengan dengan personelnya sendiri,” katanya.

Soal anggaran, Khairul berharap TNI ke depan bisa merujuk pada proyeksi ancaman. Hal itu dianggap perlu agar implementasi anggaran di berbagai sektor berjalan efektif dan optimal.

"Harus ada perhatian terutama pembagian porsi antarmatra. Selain itu ada perhatian terhadap pemeliharaan alutsista agar tidak sekadar beli," ujar Khairul. (sur)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Ujung Tombak Prajurit TNI Vs Anggaran Cilik Senjata Gede : http://ift.tt/2fTYWQ9

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ujung Tombak Prajurit TNI Vs Anggaran Cilik Senjata Gede"

Post a Comment

Powered by Blogger.