"Menaikkan tarif cukai rokok adalah salah satu upaya penting dalam mengendalikan akses rokok, terutama bagi anak-anak dan remaja," kata Tigor dihubungi di Jakarta, Minggu.
Tigor mengatakan anak dan remaja merokok secara terang-terangan di ruang publik tanpa takut dan malu sudah mejadi pemandangan baru di Indonesia.
Anak-anak dan remaja merupakan target utama industri rokok untuk menjadi perokok baru sehingga industri bisa tetap mempertahankan bisnisnya bahkan menaikkan penjualannya.
"Harga rokok mahal adalah alasan logis bila kita mau menjauhkan rokok agar tidak mudah diakses anak-anak sehingga perokok pemula tidak bertambah pada masa mendatang," katanya.
Menurut Tigor, keputusan pemerintah tidak menaikkan tarif cukai rokok pada 2019 merupakan sikap yang bertentangan dengan upaya menjauhkan akses anak-anak dan remaja terhadap rokok.
"Tidak menaikkan tarif cukai rokok berarti membiarkan anak-anak mudah mengakses rokok," ujarnya.
Rapat Kabinet pada Jumat (2/11) memutuskan tidak ada kenaikan cukai rokok pada 2019 sekaligus menunda penyederhanaan tarif cukai tembakau seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146 Tahun 2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.
Baca juga: Pembatalan kenaikan cukai rokok dikhawatirkan pengaruhi JKN
Baca juga: YLKI duga industri rokok intervensi kebijakan cukai
Baca juga: Misbakhun sebut tepat tidak ada kenaikan cukai rokok
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Virna P Setyorini
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ormas meminta harga rokok harus dibuat mahal"
Post a Comment