Namun demikian, komentar hati-hati menteri minyak Saudi pada Selasa (4/12) meredam harapan itu. Menteri Energi Saudi, Khalid Al-Falih mengatakan syarat-syarat kesepakatan pengurangan produksi global masih belum ditentukan, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, karena OPEC masih perlu "mencari tahu apa yang perlu dilakukan dan seberapa banyak".
Meskipun mengakui pasar kelebihan pasokan, Al-Falih menekankan semua anggota OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, perlu bekerja sama untuk kemungkinan pengurangan pasokan.
Selain itu, Presiden Iran Hassan Rouhani membela pengiriman minyaknya melalui Teluk, mengacu pada sanksi Washington pada November terhadap ekspor minyak Iran, yang bertujuan untuk memeriksa program nuklir dan rudal Iran.
"Amerika harus tahu bahwa kami menjual minyak kami dan akan terus menjual minyak kami, dan mereka tidak dapat menghentikan ekspor minyak kami," kata Rouhani dalam pidato sebuah televisi pada Selasa (4/12) .
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 0,3 dolar AS menjadi menetap di 53,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, naik 0,39 dolar AS menjadi ditutup pada 62,08 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.
Baca juga: Harga minyak melonjak hampir empat persen
Baca juga: Dolar melemah dipicu kekhawatiran perlambatan ekonomi AS
Baca juga: Wall Street ditutup melemah, investor tertarik surat utang AS
Baca juga: Harga emas naik, investor saham cari tempat aman
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga minyak naik, Iran terus ekspor minyak"
Post a Comment