Sebaliknya, Susi menyebut dia hanya membuka data agar publik bisa memantau.
"Dibuka supaya masyarakat bisa langsung akses, bisa lihat langsung ini ada pencuri ikan, semua bisa akses lewat smartphone," kata Susi di Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (18/7).
Susi mengatakan dirinya bahkan tidak dapat apa-apa dari Google setelah dia membuka data VMS.
"Saya cuma dapat kaus, itu pun kekecilan. Masa saya tukar rahasia negara dengan kaus Google yang tidak bisa saya pakai," kata Susi.
GFW sendiri adalah basis sistem pengawasan yang memanfaatkan data satelit untuk mengawasi aktivitas penangkapan ikan komersial yang terjadi di seluruh negara.
Sebelumnya, media melaporkan bahwa sejumlah LSM dan kalangan senior militer mengkritik langkah menteri Susi membuka data VMS yang diumumkan disampaikan di sela-sela Konferensi Kelautan PBB 2017 di New York, Amerika Serikat.
|
Dia menyebut, masyarakat bisa melihat dengan jelas pergerakan kapal-kapal yang terdeteksi melalui satelit Google tersebut.
"Ini untuk mempermudah memerangi illegal fishing. Jadi masyarakat tahu siapa saja yang telah sembarangan melakukan aksi pencurian ikan di negaranya sendiri," kata Aaron.
Aaron juga menyatakan, Indonesia adalah negara pertama yang telah bersedia membuka data VMS ke Google dan langkah ini bisa memancing negara-negara lain untuk segera ikut bekerjasama untuk memantau pergerakan kapal pencuri di wilayah perairannya dengan ikut membuka data VMS di negara masing-masing. (yns)
Baca Kelanjutan Bantah Terima Uang, Susi Hanya Dapat Kaus Kekecilan Google : http://ift.tt/2todTQ6Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bantah Terima Uang, Susi Hanya Dapat Kaus Kekecilan Google"
Post a Comment