"Saya mau pesan sama Kaesang kalau ketemu bapaknya, coba bilang, 'Pak, kalau hari Kamis keluar Istana, jam 4 sampai jam 5 sore, coba tengok di sana ada apa. Yang saya tahu, ada payung hitam di sana," kata Sumarsih di tengah Aksi Kamisan, seberang Istana Negara, Kamis (27/7).
Sumarsih menggeleng tanpa suara saat ditanya soal pernahkah Jokowi mampir sebentar ke Aksi Kamisan.
Saat Wawan tewas, usianya masih 20 tahun. Tak jauh berbeda dengan Kaesang yang kini berusia 22 tahun.
"Bapakmu (Jokowi) silakan baca visi dan misi Nawacita yang menjadi janji politik ketika kampanye capres-cawapres," ujar Sumarsih.
Pesan demonstran pada Aksi Kamisan ke-500 di Jakarta. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
|
Namun, hingga kini Sumarsih mengaku belum menerima balasan surat-surat tersebut.
"Selama Pak Jokowi (menjabat presiden), kami tidak pernah mendapat tembusan surat kami setiap Kamis diteruskan ke mana. Kemudian, ketika Pak Wiranto menjadi Menko Polhukam, saya tidak pernah kontak lagi dengan bagian persuratan sekretariat Istana," kata Sumarsih bercerita.
Wanita yang gemar bermeditasi itu kemudian kembali berpesan pada Kaesang.
"Kaesang, ingatkan ke Bapak, negara kita adalah negara hukum, di dalam konstitusi, ada pasal yang menyebut memajukan perlindungan, menegakkan hak asasi manusia di tangan negara, dalam hal ini di tangan Bapak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi," katanya
Ia meragukan keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan kasus pelanggaran HAM, kekerasan, penghilangan paksa, bahkan pembunuhan massal.
"Pak Jokowi mungkin serius, tapi pembantunya mungkin menghindar dari tugas Pak Jokowi dan tidak serius menanggapi kasus pelanggaran HAM," kata Sumarsih. (pmg)
Baca Kelanjutan Pesan Sumarsih Andai Bertemu Kaesang : http://ift.tt/2tM2vhhBagikan Berita Ini
0 Response to "Pesan Sumarsih Andai Bertemu Kaesang"
Post a Comment