Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, langkah yang kini dilakukan adalah doktrinasi ulang terhadap 18 WNI yang kembali tersebut.
"Dia dulu pergi dicuci otak, dia pulang ya kita cuci otaknya lagi. Jadi mereka kalau mau pulang tidak bisa kita tolak," katanya.
Belasan WNI yang pulang dan melarikan diri dari ISIS saat ini sedang berada di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme di Sentul, Bogor.
Tjahjo Kumolo mengatakan, pengawasan juga akan dilakukan dengan memanfaatkan tenaga kepolisian serta tentara dan intelijen.
"Warga negara yang pulang dijemput, diantar ke daerahnya supaya kepala daerah sampai kepala desa tahu dia siapa namanya, tinggal dimana, RT mana, kelurahan atau desa mana, sehingga bisa termonitor," kata Tjahjo Kumolo di kantornya, Rabu (16/8).
Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu sebelumnya sempat mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya bisa menolak kedatangan WNI yang kembali dari markas ISIS di Timur Tengah.
Tjahjo kemudian mengatakan langkah itu tak akan dilakukan pemerintahan Joko Widodo.
Warga yang terdiri dari perempuan, anak-anak serta laki-laki dewasa ini melarikan diri dari ISIS di Raqqa, Suriah dan diamankan oleh satu faksi Kurdi di negara itu.
Kedelapan belas WNI ini kemudian dievakuasi ke Irak.
Pemerintah Indonesia kali pertama mendengar kabar mengenai belasan WNI yang kabur dari ISIS tersebut pada pertengahan Juni 2017. Saat itu mereka telah diamankan di Ain Issa dan Kobane, Suriah, dekat perbatasan Irak.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal sempat mengatakan, pihaknya berkomunikasi dengan belasan WNI dan sejumlah pihak di Suriah dalam proses pemulangan tersebut.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Belasan WNI Eks-ISIS Diindoktrinasi Pemerintah"
Post a Comment