Ketika Tentara 'Bantai' Sipil di Bulan Kemerdekaan Indonesia

Pembantaian terhadap pegawai negeri sipil oleh aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) terjadi di kawasan Jakarta Pusat. Kali ini, serbuan tanpa ampun oleh pasukan militer dipimpin langsung Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Pembantaian itu terjadi di atas lapangan voli ketika tim voli TNI yang dipimpin Gatot menang telak atas tim Kementerian Dalam Negeri dengan skor 25-6.

Pertandingan unik itu berlangsung di kantor Kemendagri yang berada di Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7, Jakarta, Jumat (11/8). Dalam laga yang dimulai pada pukul 08.00 WIB, tim TNI tampil dominan.

Gatot dan anak buahnya hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk menyudahi perlawanan Mendagri Tjahjo Kumolo dan anak buahnya.

Tak hanya membantai Kemendagri, pasukan Gatot juga mengalahkan tim voli dari kepolisian yang dipimpin Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto. Selisih 10 poin lebih diciptakan dari pertempuran pasukan tentara dan polisi pagi tadi.

Lewat dua kemenangan itu, pasukan voli TNI pun keluar menjadi juara mengungguli 'atlet' Polri dan Kemendagri.

Pertandingan persahabatan voli antara Kemendagri, TNI, dan Polri sengaja digelar sebagai rangkaian kegiatan untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-72.

Tjahjo mengatakan, dirinya akan rutin menggelar perlombaan dengan kementerian lain untuk meningkatkan kerekatan antar lembaga negara.

"Semangat kebersamaan, kegotongroyongan, lewat olahraga, lewat kegiatan apapun juga ini yang harus dibangun untuk mewujudkan bangsa yang besar," ujar Tjahjo.

Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu menilai olahraga dapat mempererat kebersamaan antar pejabat negara. Menurutnya, persatuan para menteri serta pejabat harus dirawat agar perwujudan visi dan misi Presiden Joko Widodo tercapai.

"Saya kira, 73 tahun kita merdeka sebagaimana komitmen presiden kerja, kerja, kerja, dalam upaya untuk mewujudkan kedaulatan di bidang politik, kemandirian di bidang ekonomi, dan kepribadian sebagai bangsa yang punya ideologi Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya. </span> (wis/kid)

Let's block ads! (Why?)