Istilah Pramuka sendiri merupakan akronim dari praja, muda, karana yang berarti 'jiwa muda yang suka berkarya'.
Kegiatan yang dilakukan anggota pramuka umumnya berupa ajang untuk mengasah keterampilan dan kreativitas, meningkatkan ketangguhan jasmani dan rohani, serta kedisiplinan.
Aktivitas kepramukaan biasanya dilakukan di alam terbuka dan bersifat menyenangkan. Setiap aktivitas mereka itu bertujuan untuk membentuk watak, akhlak, dan budi pekerti yang luhur.
Sejak resmi dibentuk pada 14 Agustus 1961 silam, Gerakan Pramuka Indonesia identik dengan kegiatan sosial. Pramuka dikenal aktif dalam kegiatan sosial, baik yang diinisasi oleh Pramuka itu sendiri, mau pun dalam kegiatan yang ada di masyarakat.
Pramuka Indonesia kini ibarat di persimpangan jalan, karena dianggap sudah mulai surut semangatnya dalam menggelorakan gerakan praja, muda, karana.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot Dewa Broto menceritakan pengalamannya saat dulu masih aktif menjadi anggota pramuka.
"Pada tahun 1977, waktu itu saya masih kelas tiga SMP, saya menjadi anggota kontingen DIY, anggotanya beberapa orang putra dan putri ikut Jambore nasional di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara," tutur Gatot kepada CNNIndonesia.com, Minggu (13/8).
Gatot masih ingat betapa sulit dirinya untuk menjadi anggota pramuka dulu. Oleh karena berhasil melalui tahap yang sulit itu, Gatot merasa bangga dapat menjadi bagian dari pramuka dalam sejarah hidupnya.
Dia begitu antusias saat bercerita tentang pengalamannya sebagai pramuka saat mengikuti berbagai kegiatan sosial. Hingga saat ini, dia merasakan banyak manfaat dari pengalamannya menjadi pramuka di masa lalu.
"Saya, sejak merintis karier dari bawah hingga di Kemenpora, selalu terbawa spirit pramuka. Misalnya, saat ada permasalahan seperti ini, mesti bagaimana. Kalau terdesak, mesti melakukan apa," ujar Gatot. (osc/gil)
Baca Kelanjutan Pramuka Indonesia di Persimpangan Jalan : http://ift.tt/2uTcptdBagikan Berita Ini
0 Response to "Pramuka Indonesia di Persimpangan Jalan"
Post a Comment