Hal tersebut disampaikan Kepala BNPB Willem Rampangilei di Posko Pengungsian GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Selasa (26/9).
"Menempatkan sirene-sirene pada tempat yang tepat, kami siapkan lima sirene," ujarnya.
Lima sirene tersebut di tempatkan di beberapa titik yang berada di radius 9-12 kilometer dari puncak Gunung Agung. Meski begitu, Willem tak menjelaskan secara rinci lokasi penempatan kelima sirene tersebut.
"Jangkauannya bisa sampai 5-10 kilometer, tergantung tiupan angin sirene besar kuat," kata Willem.
Selain itu, BNPB juga telah menyiapkan berbagai upaya untuk menjamin keselamatan warga jika nantinya Gunung Agung meletus.
"Saat erupsi, kami harus jamin masyarakat dijamin dengan baik," ujarnya.
Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Karangasem, Bali semakin meningkat. Hal itu ditandai dengan jumlah gempa di sekitar Gunung Agung yang semakin meningkat.
Pada Selasa (26/9), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) mencatat terjadi 564 gempa vulkanik dangkal, 547 gempa vuknaik dangkal, dan 89 gempa tektonik lokal.
[Gambas:Video CNN]
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, mengatakan, fase kritis tak bisa dijadikan sebagai dasar untuk memastikan bahwa Gunung Agung pasti meletus, karena bergantung pada kekuatan dorongan magma ke permukaan.
Sementara itu, BNPB mencatat, jumlah pengungsi semakin bertambah. Sampai pagi ini, total jumlah pengungsi sebanyak 57.428 jiwa yang tersebar di 357 posko pengungsian.
Pengungsi tersebut berasal dari desa-desa yang masuk ke radius wilayah berbahaya yang berjarak 9-12 kilometer dari puncak gunung.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BNPB Pasang Lima Sirene Peringatan Dini Letusan Gunung Agung"
Post a Comment