Dalam sambutannya, Djarot mengingatkan warga untuk senantiasa mengingat sejarah kebangsaan.
"Napak tilas ini memberi spirit ke kita semua. Kemerdekaan didapat oleh bangsa kita tidak gratisan, tidak turun dari langit begitu saja, tetapi melalui satu proses yang sangat panjang, membutuhkan semangat, perjuangan, tetesan darah, dan air mata," kata Djarot, Rabu (16/8).
"Surabaya memang kota pahlawan. Tapi kota proklamasi itu ada di Jakarta, karena pergolakan 1945 dan proklamasi dibacakan di Jakarta," ujarnya menegaskan.
Pada kesempatan yang sama, Djarot juga menyindir budaya saling olok, mengujarkan kebencian, dan budaya korupsi yang belakangan banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Padahal, dikatakan Djarot, banyak prestasi masyarakat Indonesia yang kerap terlupakan dan tidak diapresiasi.
Gedung Joang 45 yang dibangun sekitar tahun 1920-an mulanya adalah hotel yang dikelola oleh keluarga LC Schomper, seorang berkebangsaan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia.
Saat ini bangunan ini dijadikan salah satu museum di bawah pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Di sini bisa dilihat jejak perjuangan kemerdekaan berupa koleksi benda-benda peninggalan para pejuang Indonesia. Di antaranya adalah mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI Pertama dan Mobil Peristiwa Pemboman di Cikini.(pmg)
Baca Kelanjutan Kenang Kemerdekaan, Djarot Napak Tilas ke Gedung Joang : http://ift.tt/2wdoRYTBagikan Berita Ini
0 Response to "Kenang Kemerdekaan, Djarot Napak Tilas ke Gedung Joang"
Post a Comment