Ryamizard mengklarifikasi bahwa informasi yang benar adalah pembelian 521 senjata dan 72.750 butir peluru untuk Badan Intelijen Negara (BIN).
“(Panglima) bukannya keliru, tapi dari stafnya kurang masukan,” ujar Ryamizard kepada wartawan di kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (26/9).
Gatot Nurmantyo. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
|
“Staf saya ada empat orang, saya minta baca kalau ada surat betul apa enggak. Jangan sampai salah,” katanya.
Walaupun demikian, Ryamizard memaklumi kekurangan atau kesalahan informasi yang diterima Gatot. Selama ini ia mengaku pernah mengalami kekeliruan informasi akibat miskomunikasi sehingga ia meminta isu 5.000 senjata ini tak dibesar-besarkan.
“Semua manusia siapa yang tidak pernah keliru, dimaklumi saja asal ke depan jangan terjadi lagi. Saya juga pernah keliru, tapi kemudian dikoreksi,” ujar purnawirawan jenderal TNI AD tersebut.
Presiden Joko Widodo pun, kata Ryamizard, telah mengetahui permasalahan ini. Jokowi menurutnya hanya meminta agar pihak-pihak yang terlibat dalam isu pembelian senjata itu memperbaiki komunikasinya.
Gatot menyampaikan ada institusi yang berencana mendatangkan 5.000 pucuk senjata secara ilegal ke Indonesia. Pernyataan yang kemudian ramai diberitakan media massa dan mengundang perdebatan di media sosial itu kemudian diklarifikasi Menkopolhukam Wiranto pada 24 September 2017.
Wiranto menegaskan informasi yang benar adalah pengadaan 500 pucuk senjata laras pendek buatan Pindad oleh BIN untuk keperluan pendidikan intelijen. </span> (kid)
Baca Kelanjutan Menhan Minta Panglima Hati-hati Terima Masukan soal Senjata : http://ift.tt/2k1Ju67Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menhan Minta Panglima Hati-hati Terima Masukan soal Senjata"
Post a Comment