Search

Usia TPST Bantargebang Diprediksi Bertahan Sepuluh Tahun Lagi

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, hanya akan sanggup menampung pembuangan sampah warga DKI Jakarta hingga 2027.

Demikian disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis TPST Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Bekasi, Kamis (21/9). Namun, prediksi usia tersebut bakal terjadi dengan satu kondisi.

"Kalau sampahnya hanya ditumpuk saja, perkiraan akan penuh baru akan terjadi 10 tahun mendatang," kata Asep seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, sampah yang kini ditangani pihaknya mencapai rata-rata 6.500-6.700 ton per hari. Itu semua ditumpuk di lahan TPST seluas 110 hektare yang terbagi di tiga wilayah kelurahan, yakni Sumurbatu, Ciketing Udik dan Cikiwul Kecamatan Bantargebang.

Sejauh ini, kata Asep, pengolahan sampah tersebut masih memanfaatkan sistem penumpukan konvensional. Mendatang, lanjutnya, bakal dimanfaatkan teknologi tumpukan sampah atau "sanitary landfill" yang saat ini masih dalam tahapan lelang.

"Kalau sistem sanitary landfill dan geomembran sudah berjalan, umur TPST Bantargebang diproyeksikan bisa lebih panjang, yakni berakhir pada 2032," kata Asep.

Asep mengatakan teknologi itu disiapkan pihaknya menggunakan APBD DKI Jakarta 2017 sebesar Rp13 miliar, sedangkan alat geomembran sebagai penutup tumpukan sampah menghabiskan dana Rp15 miliar.

"Dengan fasilitas geomembran ini, otomatis gundukan sampah yang kini setinggi 20-25 meter akan menyusut karena terhalang hujan," katanya.

Upaya memperpanjang usia pemakaian lahan Bantargebang untuk sampah warga DKI juga diupayakan dengan membangun 'intermediate treatment facility' (ITF) sebagai kantong sampah yang akan tersebar di sejumlah lokasi di Jakarta.

"ITF ini masih dalam proses seleksi karena jumlah pemohon untuk kerja samanya mencapai 20 proposal dari investor," katanya.

Pihaknya saat ini juga tengah mempertimbangkan masukan dari sepuluh investor pengolah sampah yang ingin menjadikan produk sampah menjadi bahan baku semen atau batu bata.

"Kami belum memutuskan pengajuan proposal tersebut karena masih menunggu keputusan pemerintah pusat terkait regulasi penanganan sampah di Indonesia menjadi bahan baku material bangunan," katanya.

Usia TPST Bantargebang Diprediksi Bertahan Sepuluh Tahun LagiPetugas kebersihan mengangkut tumpukan sampah ke dalam truk sampah DKI Jakarta untuk di bawa ke TPST Bantargebang. (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana)
Penanganan Sampah DKI Dinilai Memburuk Pascaswakelola pada 2016

Sementara itu, di sisi lain, anggota DPRD Kota Bekasi mengkritik penanganan sampah DKI Jakarta yang terjadi pascakebijakan swakelola pada 2016.

"Dulu menggunakan sistem sanitary landfill (gundukan tanah) setiap menumpuk sampah, sekarang hanya didiamkan saja," kata anggota Komisi II DPRD Ariyanto Hendrata di Bekasi, Kamis (21/9).

Ariyanto mengatakan hal tersebut berdasarkan inspeksi mendadak (sidak) Komisi II DPRD Kota Bekasi ke TPST Bantargebang, Rabu (20/9).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menduga Pemprov DKI Jakarta selaku operator pengolahan sampah tidak serius menangani sampah warganya yang ditumpuk ke Bantargebang.

Saat dikelola swasta, kata Ariyanto, sekitar 6.000 ton sampah per hari yang tiba di TPST dilapis menggunakan tumpukan tanah agar bau sampah tidak menyebar ke permukiman warga sekitar.

Kini, sambung Ariyanto, pencemaran sampah di lingkungan sekitar justru semakin meluas. Bau sampah menyebar ke beberapa wilayah termasuk ke Pondokgede, Cibubur dan daerah lain yang berdekatan dengan TPST Bantar Gebang.

"Belum lagi air lindi dari TPST Bantargebang mengalir ke lingkungan warga, karena instalasi pengolahan air sampah tidak berfungsi maksimal," katanya. </span> (Antara/pmg)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Usia TPST Bantargebang Diprediksi Bertahan Sepuluh Tahun Lagi : http://ift.tt/2ygZ7c6

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Usia TPST Bantargebang Diprediksi Bertahan Sepuluh Tahun Lagi"

Post a Comment

Powered by Blogger.