Dengan mengenakan kemeja putih dan topi, Budi Karya yang turut didampingi oleh Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi, Kabag
Ops Korlantas Polri Kombes Pol Benyamin dan Direktur Utama PT Jasamarga Desi Arryani melakukan peninjauan di sekitar jalan tol Cikatama.
“Dari mana, bu? Bagaimana tadi perjalanannya?” tanya Budi kepada salah seorang pemudik.
Pada kesempatan tersebut, Budi juga memprediksi puncak arus balik Lebaran akan terjadi pada 9 Juni 2019. Sehingga dia mengimbau kepada para pemudik untuk memanfaatkan arus balik mulai 10 hingga 12 Juni 2019 guna menghindari kemacetan.
Sementara itu, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Refdi Andri mengatakan sistem satu arah atau "one way" di Tol Trans-Jawa pada Jumat ini diberlakukan mulai pukul 14.00 WIB.
Sesuai rencana, mulai 7 Juni sampai dengan 10 Juni 2019, akan diberlakukan satu arah untuk arus balik di Tol Trans-Jawa dari Kilometer 414 Kalikangkung sampai Kilometer 70 Cikampek Utama.
"Hari ini 'one way' diberlakukan mulai pukul 14.00 WIB karena ada Shalat Jumat dan arus keluar Jakarta masih ramai. Hari selanjutnya (8-10 Juni) 'one way' diberlakukan mulai pukul 12.00," tutur Refdi.
Dia menambahkan satu arah diberlakukan hingga pukul 24.00 WIB atau melihat situasi arus kendaraan di tol.
Maka dari itu, dia pun mengimbau agar masyarakat mempersiapkan kendaraan dan bahan bakar cukup sebelum melakukan perjalanan balik dan tidak berlama-lama beristirahat di "rest area".
Kondisi stasiun dan terminal
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan puncak arus balik yang menggunakan jasa kereta api diperkirakan akan terjadi lima hari setelah Lebaran atau H+5 Lebaran dengan jumlah penumpang bisa mencapai 23.000 orang dalam satu hari.
"Untuk mengatasi lonjakan tersebut, PT KAI sudah melakukan serangkaian persiapan untuk mengantisipasi arus mudik, dari fasilitas tambahan, seperti mesin check-in dan pos kesehatan hingga penambahan sebanyak 14 kereta api," kata Eva.
Berdasarkan data dari PT KAI, Stasiun Gambir sudah memberangkatkan sebanyak 239.184 penumpang terhitung mulai 26 Mei hingga 6 Juni 2019, sedangkan Stasiun Pasar Senen memberangkatkan 330.679 penumpang mulai 26 Mei hingga 7 Juni 2019.
PT KAI memperkirakan total penumpang yang diangkut menggunakan kereta api pada musim mudik Lebaran 2019 akan mencapai 997.730 orang, atau naik 9 persen dibandingkan pada 2018 lalu yang hanya sebanyak 916.540 orang.
Sementara itu, pewarta Antara di Jakarta melaporkan kondisi di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat masih normal, belum terjadi lonjakan arus balik dan bahkan masih ada pemudik yang baru berangkat ke kampung halaman.
Menurut Kepala Terminal Bus Kampung Rambutan Thofik Winanto, para pemudik itu baru berangkat karena tujuannya dekat, seperti Cianjur, Sukabumi dan Bogor, sehingga tidak memerlukan waktu berhari-hari di perjalanan.
"Kami memprediksi lonjakan arus balik baru terjadi tanggal 8 dan 9 Juni, karena rata-rata mereka masuk kerja tanggal 10 Juni 2019," ujar Thofik.
Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, pihaknya telah menyiapkan kamera pengawas (CCTV) dan menyiagakan sekitar 98 personel gabungan TNI dan Polri untuk melakukan patroli keamanan di kawasan Terminal Kampung Rambutan.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga menambah jumlah kendaraan andini (angkutan dini hari) menjadi 10 unit dari sekitar lima atau enam yang dioperasikan pada hari-hari biasanya. Kendaraan andini dioperasikan mulai pukul 00.00 WIB hingga 05.00 WIB.
Kondisi bandara dan pelabuhan
Di tempat lain, Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan RI meninjau Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk mengetahui kesiapan dan pelayanan pelabuhan setempat dalam menghadapi arus balik Lebaran 2019.
"Sejauh ini, belum ditemukan kendala. Sampai hari ini juga belum ada satu pun kapal yang masuk. Jika ada kendala di lapangan, petugas posko harus segera berkoordinasi dengan kami," kata Auditor Madya Inspektorat Jenderal Kemenhub RI Ambar.
Koordinator posko terpadu Kemenhub Hotma PM mengungkapkan puncak arus balik diperkirakan antara 10 hingga 15 Juni 2019. Kapal pertama yang akan datang, yakni KM Dobonsolo rute keberangkatan Semarang-Pelabuhan Tanjung Priok, dijadwalkan tiba di pelabuhan setempat pada Minggu (9/6).
Lebih lanjut, Wakil Komandan Batalion B Pelopor Sat Brimob Polda Metro Jaya, Kompol Sarwo Eddy menuturkan saat puncak arus balik Lebaran 2019, pengamanan di Pelabuhan Tanjung Priok akan lebih ditingkatkan oleh aparat untuk mengantisipasi adanya gangguan.
"Meskipun kondisi di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok hingga hari ini masih sepi dan belum ada kapal yang datang, setiap personel keamanan harus selalu siaga. Khusus di pos pelayanan keamanan, disiagakan 30 personel Brimob," ujar Sarwo.
Para anggota Brimob tersebut juga dibantu oleh aparat polisi wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sehingga, secara total terdapat 51 aparat gabungan yang bersiaga di titik tersebut.
Berbeda dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Pengelola Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang Banten menambah fasilitas area parkir menjelang arus balik mudik Lebaran 2019.
"Penambahan area parkir itu untuk mengantisipasi lonjakan kedatangan penumpang atau adanya keluarga yang menjemput. Jadi, tak ada lagi kendaraan yang parkir sembarangan yang bisa menyebabkan kemacetan di area kawasan Bandara Soetta," ujar Chief Of Officer Incharge Bandara Soekarno-Hatta Chairul.
Terkait pengamanan, dia mengatakan jika saat ini masih ditetapkan siaga 1 setelah pengumuman hasil Pemilu 2019. Sehingga, pengamanan di Bandara Soetta pun melibatkan unsur kepolisian dan TNI dengan total mencapai 3.000 personel gabungan.
Selain itu, Bandara Soetta juga memiliki 2.200 kamera pengawas atau CCTV yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap setiap bentuk atau tindakan kejahatan.
Puncak arus balik lebaran di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten diprediksi akan terjadi pada hari Sabtu,8 Juni 2019, dan Minggu,9 Juni 2019.
Uniknya bawaan pemudik
Selain membawa cerita dan pengalaman Lebaran, para pemudik yang mulai kembali berdatangan ke Ibu Kota Jakarta rupanya juga tidak lupa membawa oleh-oleh atau barang bawaan.
Barang-barang yang dibawa oleh para pemudik dari kampung halamannya masing-masing itu pun sangat beragam dan unik.
Berdasarkan pantauan pewarta Antara di Terminal Bus Kampung Rambutan, Jakarta Timur, terdapat beberapa rombongan keluarga yang membawa beragam barang yang tergolong unik dan tidak biasa.
Salah satu pemudik bernama Nurhuddin membawa satu karung beras dari kampung halamannya di Garut, Jawa Barat. Dia bercerita bahwa ibu dan ayahnya adalah petani, sehingga ia pun diminta membawa sekarung beras sebagai oleh-oleh dan ungkapan cinta dari kedua orang tuanya.
Pemudik lain, yakni Asep mengaku sengaja membawa alat pancing dari Cianjur, Jawa Barat, ke Jakarta sebagai obat rindu atas hobi memancing yang dulu biasa dilakukan di kampung halamannya itu.
"Saya kerja di Jakarta sudah 30 tahun. Saya rindu sekali suasana memancing di kampung (Cianjur), alamnya indah dan sejuk, jadi saya bawa alat pancing ini," tutur Asep.
Tidak hanya beras dan alat pancing, sejumlah pemudik di terminal bus antarkota antarprovinsi itu juga terlihat membawa barang bawaan unik lainnya, diantaranya kerupuk anclop (dari Banjaran, Bandung, Jawa Barat), pohon jeruk nipis (dari Sumedang, Jawa Barat) dan bihun mentah (dari Serang, Banten).
Hutan kera, pilihan libur Lebaran di Tabanan Bali
Oleh Rr. Cornea Khairany
Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Roundup - H+2 Lebaran, dari arus balik hingga uniknya bawaan pemudik"
Post a Comment